Jumat, 01 April 2016

Pura Sad Kahyangan Goa Lawah

Om Swastyastu
Kali ini Asta Kosala Kosali akan mengupas sedikit tentang sejarah berdirinya Pura Goa Lawah yang terletak di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Pura goa lawah ini merupakan pura yang sangat terkenal di dalam maupun luar negeri dibuktikan dengan kunjungan wisatawan yang ramai berkunjung ke pura ini.

Pura goa lawah merupakan pura yang unik karena pura ini dihuni oleh ribuan kelelawar yang bertengger di mulut goa yang jumlahnya ribuan, yang tidak merasa terusik dengan kedatangan orang yang sedang berwisata ataupun untuk bersembahyang di pura ini. Jika beruntung kalian dapat melihat seekor ular hitam yang berdiam dia atas goa.

Jarak untuk ke pura ini tidaklah jauh, jika perjalanan dari denpasar menempuh jarak sekitar 36 km dengan waktu tempuh kira-kira 45 menit. Melewati jalan Prof Ida Bagus Mantra, tinggal lurus saja menemukanya juga tidak sulit karena letak pura yang berada di pinggiran jalan.

Jika hanya berkunjung kurang puas rasanya jika kita tidak mengetahui sejarah tentang Pura Goa Lawah ini, berikut ini beberapa informasi yang penulis dapatkan tentang keberadaa pura Goa lawah ini.

Pura Goa lawah
Goa Lawah

Pura Goa Lawah Sebagai Pura Sad Kahyangan.
Pura Sad kahyangan atau Sad Kahyangan Jagat aadalah enama pura utama yang merupakan sendi-sendi dari pulau Bali. Pura Sad kahyangan terletak di daerah pegunungan atau lereng gunung ini merupakan kepercayaan umat Hindu di Bali bahwa Dewa dan Hyang menempati tempat yang tertinggi dan dimuliakan.

Enam pura yang termasuk dalam Pura Sad kahyangan adalah

1. Pura Terbesar yaitu Pura Besakih

2. Pura Goa lawah di Kelungkung

3. Pura Uluwatu di kabupaten Badung

4. Pura Lempuyang di Kabupaten Karangasem

5. Pura Pusering Jagat di Kabupaten Gianyar

6. Dan Pura Batukaru Tabanan

Pura Goa Lawah Dibangun Oleh Mpu Kuturan
Di dalam lontar Usaba Bali dan Lontar Babad pasek ditulis bahwa pura gua lawah dibangun oleh Empu Kuturan pada abad ke XI Masehi, kemudian diperbaiki dan diperluas kembali pada abad ke XV Masehi. Mpu Kuturan adalah orang suci yang termasuk dalam Panca Pandita yang datang ke bali di tahun caka 923 atau 1001M dan beliau ahli dalam pembangunan tempat-tempat suci atau Undagi.

Naga Basuki
Ilustrasi Naga Basuki

Pura Goa Lawah Jalan Keluar Sang Hyang Naga Basuki.
Di dalam Lontar Prekempa Gunung Agung ditulis Sang Hyang Tri Murti untuk menjaga bumi menjelma menjadi Sang Hyang Naga dimana Dewa Brahma turun menjelma menjadi Naga Ananta Bhoga. Dewa Wisnu menjelma sebagai Naga Basuki. dan Dewa Iswara menjadi Naga Taksaka.

Naga Basuki bagian kepalanya ke laut menggerakan samudara agar menguap menjadi hujan, Ekornya menjadi gunung dan sisik ekornya menjadi pohon-pohonan yang lebat. Kepala Naga Basuki itulah yang disimbolkan dengan Pura Goa Lawah dan ekornya menjulang tinggi sebagai Gunung Agung. Pusat ekornya itu di Pura Goa Raja.

Di dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran ditulis bahwa Ida Bang Manik Angkeran yang diperintah oleh ayahnya Dangyang Siddhimantra sebagai hukuman atas kesalahanya memotong ekor dari Sang Hyang Naga Basuki, maka Manik Angkeran harus mengabdi sebagai penyapuh di Besakih.

Selanjutnya pengabdian ini digantikan oleh anak dari Manik Angkeran yaitu Ida Tulus Dewa. Kemudian digantikan lagi oleh putranya, Ida Penataran, Beliau menunjuk I Gusti Batan Waringin untuk memelihara dan menjaga Pura Goa Lawah karena pura ini merupakan jalan keluar Ida Bhatara Hyang Basukih dari Goa Raja Besakih untuk masucian atau melukat di Laut Bali.

Pura Goa Lawah sebagai tempat pemujaan Bhatara Tengahing Segara dan Sang Hyang Basuki.
Pura Goa Lawah tempat sebagai pemujaan Tuhan sebagai manisfestasinya sebagai Dewa Laut, di pura ini merupakan pusat dari Pura Segara di Bali. Di pura ini dipuja Bhatara Tengahing Segara dan Sang Hyang Basuki.

Bhatara Tengahing Segara merupakan perwujudan dari Dewa Iswara yang berwujud sebagai Naga Taksaka. Di dalam mitologi Bedawangnala yang menjadi dasar Gunung Mahameru dijaga oleh Naga Ananta Bhoga dan Naga Basuki sedangkan Naga Taksaka berada di angkasa. Di dalam Babad Pasek ditulis Naga Taksaka yang ikut menyelamatkan Bali dengan menerbangkan sebagian Gunung Mahameru untuk diturunkan di Pulau Jawa yang pada saat itu masih menjadi satu dengan Pulau Bali.

Sedangkan

Sang Hyang Basuki merupakan perwujudan dari Dewa Wisnu disimboliskan sebagai kekuatan air yang menjadi sumber kehidupan dari semua mahluk dan kulitnya menutupi bumi menjadi pepohonan.

Kaitan Pura Goa Lawah Dan Goa Raja
Masyarakat Hindu Bali menyakini keberadaan Pura Goa Lawah yang pada jaman dahulu tembus sampai ke Pura Goa Raja yang berada di Pura Besakih. Keyakinan ini dapat dibuktikan pada tahun 1963 Gunung Agung Meletus kemudian keluar asap dari Goa Lawah ini. Kemudian pada tahun 1917 terjadi gempa yang akhirnya menutup hubungan ke dua goa tersebut.

Piodalan Di Pura Goa Lawah
Piodalan atau pujawali dilakukan di Jeroan Pura yang terdapat Meru Tumpang Tiga yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali pada Anggara Kasih Medangsia. Biasanya Umat Hindu di Bali melaksanakan upacara Nyegara Gunung di Pura ini. Nyegara Gunung, Nyegara Giri atau Majar- ajar merupakan ritual upacara untuk menstanakan dewa hyang/ atma leluhur yang diyakini telah suci menjadi dewa.


Akhirnya sedikit hal yang dapat penulis sampaikan, memang banyak kekurangan dalam penyajian informasi tentang Pura Goa Lawah ini. Semoga bermamfaat.
Om Shanty, Shanty, Sahanty, Om.

Renungan Hari Ini:

Bhagavad Gita.
Sebuah pemberian yang tulus adalah saat kita memberikannya dari hati, kepada orang yang tepat, di saat yang tepat, dan di tempat yang tepat, dengan tidak mengharapkan apa-apa sebagai imbalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar