Rabu, 30 Maret 2016

Pura Goa Raja Tempat Pertemuan Para Dewata

Pura Goa Raja
Pura Goa Raja

Om Swastyastu,
Salam rahayu pembaca, dalam perjalanan kali ini penulis mengunjungi salah satu pura yang cukup terkenal dan berada masih dalam area Pura Besakih yaitu Pura Goa Raja, terletak di di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Keberadaan pura ini berada berdekatan dengan Pura Ulun Kulkul. Jika anda melakukan persembahyangn di Pura Besakih hendaknya lakukan persembahyangan di pura ini terlebih dahulu.

Biasanya penulis bersembahyang di tempat ini bertepatan dengan odalan di Pura Besakih. Dimulai dari Pura Ulun Kulkul, ke Pura Goa raja, ke Pura Besakih dan terakhir ke Pura Gelap. Untuk mencapai Pura Goa Raja ini tidaklah sulit, dari parkiran kita sudah dapat melihatnya tapi untuk mencapi ke goanya kita harus menuruni beberapa anak tangga. Tapi sebelumnya kita harus bersembahyang di pura yang terletak di atas Pura Goa Raja.

Sampai di bawah kita akan melihat sebuah jalan yang dulunya merupakan sungai aktif yang berbentuk memanjang. Sebelum masuk ke dalam hendaknya melukat dengan memercikan tirta yang berada di depan goa dahulu dan baru dipersilahkan untuk masuk.

Pura Goa Raja
Pura Goa Raja
Setelah melewati dinding tebing kita akan melihat mulut goa yang di dalamnya terdapat tiga buah pelinggih yang bersimbolkan Naga Suci yaitu Sang Hyang Naga Tiga yakni Sang Hyang Naga Ananthaboga yang melambangkan bumi, Sang Hyang Naga Basuki melambangkan air dan Sang Hyang Naga Taksaka melambangkan udara, ketiganya Sang Hyang Naga Tiga dipercaya membentuk pulau Bali.

Berikut ini penulis akan memaparkan beberapa informasi yang semoga bermamfaat tentang Pura Goa Raja ini.

Pura Goa Raja Tembus Ke Goa Lawah.

Goa Raja ini tidaklah sedalam goa yang berada di Pura Goa Lawah,  dipercaya bahwa pada jaman dahulu goa di Pura Goa Lawah tembus sampai ke pura Goa Raja, tapi karena gempa di tahun 1917 membuat bagian dalam goa ini tertimbun dan memutus hubungan ke dua goa. Di tahun 2002 dilakukan kali ke tiga pemugaran akibat dari meletusnya Gunung Agung tahun 1917 dan 1963.


Pura Goa Raja Tempat Pertemuan Para Dewata.


Pura Goa Raja diyakini merupakan tempat bertemunya Sang Hyang Naga Tiga yaitu Hyang Naga Ananthaboga, Sang Hyang Naga Basuki dan Sang Hyang Naga Taksaka. 

Di dalam Lontar Prekempa Gunung Agung ditulis Sang Hyang Tri Murti untuk menjaga bumi menjelma menjadi Sang Hyang Naga Tiga dimana Dewa Brahma turun menjelma menjadi Naga Ananta Bhoga. Dewa Wisnu menjelma sebagai Naga Basuki. dan Dewa Iswara menjadi Naga Taksaka. 

Naga Basuki bagian kepalanya ke laut menggerakan samudara agar menguap menjadi hujan, Ekornya menjadi gunung dan sisik ekornya menjadi pohon-pohonan yang lebat di hutan. Kepala Naga Basuki itulah yang disimbolkan dengan Pura Goa Lawah dan ekornya menjulang tinggi sebagai Gunung Agung. Pusat ekornya itu di Pura Goa Raja.

Cerita Manik Angkeran
Cerita Manik Angkeran

Manik Angkeran di Pura Goa Raja.

Pura Goa Raja ini merupakan tempat yang menjadi saksi tentang cerita Dang Hyang Manik Angkeran. Manik Angkeran merupakan anak dari Danghyang Siddhimantra yang lahir dari upacara Api Homa yang dilakukan bliau.

Di tempat inilah Dang Hyang Manik Angkeran memotong ekor dari Sang Hyang Naga Basuki karena pikirannya yang dipenuhi kegelapan akan Intan yang berada di bagian ekor Ida Bhatara Nagaraja atau Sang Hyang Naga Basuki. Sang Hyang Naga Basuki yang marah menyemburkan api mengikuti arah kaburnya Manik Angkeran yang membawa intanya dan kemudian membakarnya menjadi abu. Tempat terbakarnya Manik Angkeran itu belakangan bernama Cemara Geseng dan menjadi lokasi Pura Manik Mas Besakih. Sementara itu permata milik Ida Bang Manik Angkeran ditempatkan sebagai pusaka junjungan di Pura Dalem Lagaan, Bebalang, Bangli.

Manik Angkeran yang meninggal dibakar oleh Sang Hyang Naga Basuki, kemudian dihidupkan lagi oleh Sang Hyang Naga Basuki setelah Dang Hyang Sidimantra berhasil menyambung kembali ekor Sang Hyang Naga Basuki yang terpotong itu. Setelah hidup kembali Manik Angkeran bangun dan kemudian berlari dan kemudian di tenangkan oleh Manik Angkeran dan diajak menghadap ke Sang Hyang Naga Basuki. Tempat itu kemudian bernama Pura Bangun Sakti.

Bhatara Rambut Sedana berstana di Pura Goa Raja

Pura Goa Raja merupakan stana dari Ida Batara Rambut Sedana atau Bhatara Sri Sedana
dipuja sebagai Dewi Kesejahteraan yang menganugerahkan harta kekayaan, emas-perak (sarwa mule), permata dan uang (dana) kepada manusia. Piodalan di pura Goa Raja pada hari Buda Wage Klawu atau Buda Cemeng Klawu pada hari itu masyarakat Hindu di Bali melakukan pemujaan kepada Tuhan sebagai wujud syukur atas harta yabg diberikan sebagai hasil kerja keras yang sudah dilakukan.


Demikian perjalanan penulis kali, semoga dengan artikel ini dapat bermamfaat bagi pembaca yang ingin mencari informasi tentang keberadaan pura-pura di Bali. Sumber diambil dari banyak sumber, maaf jika ada kesalahan pada penulisan. 
Om Shanti, Shanti, shanti, Om.

Renungan hari ini:
Kantaravanadurggesu krcchresvapatsu sambhrame
Udyatesu ca sastresu nasti dharmmavatam bhayam(SS.22)

Artinya:

Meskipun berada di tempat yang berbahaya, tidak akan timbul bahaya yang menimpa orang yang senantiasa melaksanakan dharma, karena perbuatan baiknya itulah yang melindunginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar