Sabtu, 02 April 2016

Pura Gelap Tempat Membangkitkan Sinar Suci Dalam Diri

Om swastyastu,
Dalam perjalanan kali ini, bertepatan dengan Odalan di Pura Agung Besakih penulis melakukan persembahyangan ke empat pura yang lokasinya berdekatan dengan areal Pura Agung Besakih. Perjalanan keempat pura ini disesuaikan dengan urutan yang paling bawah yaitu dari dimulai dari Pura Ulun Kulkul kemudian ke selatan menuju PuraGoa raja di bagian bawah dilanjutkan ke Pura Agung Besakih dan yang terakhir baru ke Pura Gelap karena posisi pura yang berada di atas Penataran Agung Besakih.

Pura Gelap
Pura Gelap

Untuk menuju ke pura ini tidaklah sulit, tinggal mengikuti tangga yang berada di sebelah selatan Penataran Pura Agung Besakih sampai beberapa tangga nanti kita akan melihat pura yang berdiri dengan megah di puncak bukit. Naik sedikit anak tangga lagi sampai ke Kori Agung atau Candi Kurung, istirahatkan diri sebentar dan tengok lah kebelakang dan waaaaahh... nikmati surga dari atas ketinggian Pura Gelap.

Mauk ke dalam melewati candi Bentar disambut dengan Meru TumpangTiga yang merupakan Pelinggih utama di pura ini, dengan balutan “memutih” atau serba putih.

Sambil menunggu giliran untuk  bersembahyang penulis mencoba mencari tahu tentang sejarah dan keberadaan Pura Gelap ini, dan beberapa hal yang penulis dapat semoga bermamfaat bagi pembaca.

Pura Gelap Termasuk Dalam Catur Loka Pala.
Terdapat empat pura yang disebut dengan Pura Catur Dala atau Catur Loka Pala yaitu Pura Ulun Kulkul, Pura Gelap, Pura Batu Madeg, dan Pura Kiduling Kreteg. Catur Loka Pala adalah sebuah konsep pemujaan terhadap Tuhan sebagai pelindung alam semesta. Catur Loka Pala ini merupan simbolis dari ke empat arah mata angin yaitu:

1. Pura Kiduling Kreteg  berada di sebelah Timur (Purwa).
3. Ada Pura Ulun Kulkul di bagian Barat (Pascima).
4. Dan Pura Batu Madeg di Utara (Uttara).


Pura Gelap
Pura Gelap

Pelinggih Meru Tumpang Tiga Pura Gelap.
Pelinggih utama di pura ini adalah Meru Tumpang Tiga selain itu terdapat Padma, Lingga Ciwa, Bebaturan Sapta Petala, Bale Gong dan Bale Pewedan.

Meru Tumpang Tiga dalam Lontar Tutur Kuturan merupakan bentuk meru yang pertama kali dikenalkan oleh Ida Bhatara Mpu Kuturan pada abad ke-11. Tingkat tiga pada meru ini memiliki makna Uttpi (kelahiran), Sititi (kehidupan) dan Pralina (kematian). Bangunan meru simbolis dari Sang hyang Widhi sebagai Ongkara atau Kemahakuasaan.

Pura Gelap Berstananya Hyang Iswara.
Pelinggih Meru Tumpang Tiga di Pura Gelap merupakan Stana dari Hyang Iswara, tidak heran jika Pengangge di Pura ini sarwa putih atau serba putih karena di dalam Dewata Nawa Sanga, Hyang Iswara disimboliskan dengan warna putih. Piodalan di pura ini jatuh pada soma kliwon wariga dan purnama sasih karo.

Pura Gelap Tempat Membangkitkan Sinar Suci Dalam Diri.
Pura Gelap ini pada jaman dahulu digunakan sebagai tempat meditasi bagi seorang Pandita atau orang suci yang ingin membangkitkan kesucian dalam dirinya atau pun orang biasa yang ingin menjadi seorang Pandita.

Nama Gelap di pura ini bukan berarti tanpa cahaya tetapi sebaliknya nama Gelap diambil dari kata klap yang berarti cahaya.  Pura ini merupakan pusat dari sinar Bhuana Agung atau alam semesta. Sama halnya dengan Pura Lempuyang yang juga merupakan stana dari Hyang Iswara.

Pembangunan pura ini juga dilakukan karena dahulu terdapat sinar atau cahaya yang jatuh dari langit tepat di pura ini sekarang berada.

Sampai disini karena sekarang giliran penulis untuk bersembahyang, semoga bermamfaat bagi pembaca dan tertarik untuk bersembahyang di pura ini.

 Om Shanty, Shanty, Shanty, Om.

Renungan hari ini:


Utpati sthiti linakyam
Lokanang kreta karanah 
Anadhi madhyani dhanah.
Sarve garudha vahanah.
(Bhuwana Kosa.IV.33)

Maksudnya: Tuhanlah yang menciptakan seluruh alam, Tuhan sebagai perwujudan utpati, sthiti dan pralina yang tanpa awal, pertengahan dan akhir. Beliau semuanya mengendarai garuda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar