Rabu, 20 April 2016

Kisah Waraha Awatara di Masa Satyayuga

Di masa Satyayuga di dalam Kitab Warahapura dan Purana dikisahkan Dewa Wisnu yang turun ke Dunia untuk menyelamatkan alam semesta. Dewa Wisnu yang turun ke dunia dengan berbagai wujud disebut dengan Awatara atau Avatar. Awatara yang pertama muncul di masa Satyayuga adalah Matsya Awatara, Kurma Awatara, Waraha Awatara dan Narasimha Awatara.

Di artikel sebelumnya penulis sudah membahas tentang Awatara sebelumnya bisa baca disini:

Matsya Awatara


Waraha Awatara
varaha awatara
varaha awatara

Waraha atau Varaha Awatara merupakan Awatara Dewa Wisnu yang ketiga, yang digambar dalam wujud seekor babi yang keluar dari hidung Dewa Brahma, membawa bumi dengan kedua taringnya bersenjatakan gada mengangkat bumi yang tenggelam di samudra alam semesta bernama Garbhodaka.

vasati dasana-sikhare dharani tava Lagna 
sasini kalanka-Kaleva nimagna 
Kesava dhrta-Sukara-rupa jaya jagadisa hare 
(Jayadeva ini dasawatara Stotra)

"O Kesava! O Tuhan Agung yang telah diasumsikan bentuk babi hutan! Ya Tuhan! bumi bertumpu pada taring Anda, dan tampaknya seperti bulan terukir dengan bintik-bintik."

Kenapa Dewa Wisnu sebagai Awatara yang berwujud sebagai Seekor Babi Hutan?? Tentu ada alasanya, mari simak kisah berikut ini

Kedatangan Putra Dewa Brahma
Awal kisah dimulai dari kedatangan empat anak telanjang berjalan menuju ke Vaikunta untuk bertemu dengan Dewa Wisnu. Dua penjaga Jaya dan Vijaya yang melihat keganjilan ini, menghentikan anak-anak itu untuk masuk ke Vaikunta.

'Buka!' yang termuda di antara mereka mengatakan. "Kami ingin melihat Tuhan. '

“Tidak’ Dewa Wisnu sedang beristirahat” sahut Jaya dan Vijaya.

“Kami sudah melakukan perjanjian” jawab anak lainya dengan cepat.

“Tidak’ Dewa sedang beristirahat” tangkas Jaya dan Vijaya.

Keempat anak yang tampak tertua menatapnya sengit, "Apakah Anda tahu siapa kita? Saya Sanaka. Itulah Sanatana, Sanandana dan sanatkumara, Anda tahu siapa kami?? Kami adalah Kumaras, Anak Dewa Brahma” tegas Sanaka

Anak-anak  Brahma yang sangat marah kemudian mengutuk Jaya dan Vijaya,  Lanjut Sanaka “ Anda bukan lagi Dewa. Anda akan lahir di bumi sebagai manusia biasa dan hidup seperti orang biasa ...” “Anda begitu dekat dengan Dewa, Maka anda akan lahir ke dunia dengan Kama, Kroda, dan Mada untuk melawan Dewa Wisnu".!!

kumaras mengutuk jaya dan vijaya
kumaras mengutuk jaya dan vijaya

Dan beberapa saat kemudian Dewa Wisnu keluar, meminta maaf kepada anak-anak Dewa Brahma atas perilaku dari Jaya dan Vijaya, tetapi kutukan terlanjur terucap, kutukan akan dicabut ketika Jaya dan Vijaya dalam bentuk manusia mati di tangan Dewa Wisnu. Terdiam sejenak kemudian Dewa Wisnu memberikan jalan terbaik untuk Jaya dan Vijaya.

“sebagai musuh??..kutukan macam apa ini?? bagaimana kami mempunyai pikiran untuk memusuhi anda Dewa..” sela Jaya dan Vijaya

Dewa Wisnu tersenyum,”Apakah anda tahu, anda lebih memikirkan musuh dari pada teman-teman anda,  dengan menjadi musuh’… maka kalian akan selalu memikirkan tentang diri saya”.

Jaya dan Vijaya tidak mempunyai pilihan selain untuk menyetujui ini. Kedua penjaga ini kemudian lahir sebagai saudara kembar bernama Hiranyakashyap (hirayakasipu) dan Hiranyaksha (hiranyaksa).

Anugrah Dewa Brahma
Hiranyaksa adalah adik dari Hirayakasipu yang merupakan Asura yang berasal dari bangsa Aditya, Hiranyaksa merupakan pemuja Dewa Brahma yang taat, Hiranyaksa bertapa selama bertahun-tahun sehingga diberikan anugrah oleh Dewa Brahma. Ketika Dewa Brahma muncul dihadapannya, Hiranyaksa meminta anugrah.

“Aku puas dengan tapamu, anugrah apa yang kau inginkan Hiranyaksa?..” Tanya Dewa Brahma.
Dengan cepat Hiranyaksa menjawab “ Ya Dewa Brahma, anugrahi saya, saya tidak dapat dikalahkan oleh siapapun, Dewa maupun hewan-hewan ini…” Hiranyaksa menyebutkan beberapa binatang yang tidak dapat membunuhnya. Dewa Brahma mengangkat tangan dan menganugrahi Hiranyaksa.

Keangkuhan Hiranyaksa
Setelah mendapat anugrah dari Dewa Brahma,  seiring berjalanya waktu kekuatan Hirayaksa bertambah hebat, keabadian dan kekuatanya membuatnya menjadi angkuh dan menantang siapapun untuk melawannya. Hirayaksa mulai menyiksa manusia di bumi, kekuatanya bertambah hari demi hari membuat bumi bergetar jika Haranyaksa berjalan dan retak jika berteriak.  Tidak puas dengan itu Hirayaksa menantang berniat para Dewa di Nirwana.

hiranyaksa menenggelamkan bumi
hiranyaksa menenggelamkan bumi

Hiranyaksa Menenggelamkan Bumi
Hirayaksa berniat mengalahkan para Dewa di Nirwana mengatur siasat, Hirayaksa sadar bahwa kekuatan para Dewa juga bersumber dari bumi. Hirayksa kemudian memindahkan bumi dari porosnya sehingga tergelincir dan menenggelamkannya di lautan kosmik, samudra alam semesta bernama Garbhodaka.

Para Dewa kemudian meminta bantuan kepada Dewa Wisnu “ Dewa tolong selamatkan bumi, Hirayaksa telah mengambil bumi dan menenggelamkanya…”

Dewa Wisnu tersenyum "ini merupakan hukuman pertama untuk Jaya untuk mengakhiri kutukanya"


dewa wisnu menjadi awatara
dewa wisnu menjadi awatara

Dewa Wisnu Menjadi Varaha Awatara
Dewa Brahma – sang pencipta sedang bermeditasi, dari lubang hidung Dewa Brahma muncul wujud babi kecil yang segera bertambah tinggi dan besar, menandingi Hiranyaksa.

Inilah  Dewa Wisnu dalam manifestasinya sebagai Varaha Awatara, berkata, "Aku akan masuk ke dalam laut untuk mengangkat Ibu bumi." 

dvitiyam tu bhavayasya 
rasatala-Gatam Mahim 
uddharisyann upadatta 
yajnesah saukaram vapuh 
(SB 1.3.7)

"Untuk pembuatan dan untuk kesejahteraan bumi yang telah pergi ke daerah bawah dari alam semesta, penikmat tertinggi semua pengorbanan diterima inkarnasi keduanya sebagai babi hutan."
Di sini, Tuhan Varaha digambarkan sebagai renkarnasi kedua.

Di lain tempat Hiranyaksa menantang Dewa Varuna yaitu penguasa laut, Dewa Varuna yang sudah mengetahui bahwa dia akan kalah melawan Hiranyaksa mengatakan berkata, " Aku sudah menyerah karena saya terlalu tua. Anda bisa melawan Dewa Wisnu, Dewa yang terkuat,.. pergi cari dia. "

Hadirlah Sri Narada menengahi, Hiranyaksha bertanya, "Apakah Anda tahu keberadaan Dewa Wisnu?"

“Dewa Wisnu berada di laut menyelamatkan bumi dalam wujud Waraha Awatara” jawab Dewa Narada.

pertarungan varaha awatara dengan hiranyaksa
pertarungan varaha awatara dengan hiranyaksa
Pertarungan Sengit Varaha Awatara dan Hiranyaksa
Sementara Varaha Awatara baru saja mengangakat bumi, dengan gadingnya menaikan ke permukaan ke tempatnya semula. Hirayaksa yang bergegas pergi, ingin menantang Varaha Awatara.

“Kau ingin melawan Ku?..sekarang bumi telah kembali, mari kita lihat siapa yang lebih kuat??..kata Varaha Awatara.

“Nah, inilah pertarungan sesungguhnya'!!, kata Hiryanyaksha. Perkelahian mengerikan terjadi antara mereka. Hiranyaksa menampilkan kehebatannya dengan menggunakan gada dan trisula  terus menyerang Varaha awatara. Para dewa pun menyaksikan pertarungan yang mengerikan, berlangsung dari pagi sampai malam. 

Hiranyaksa mulai mencari-cari kelemahan dari musuhnya, tapi tidak menemukannya. Hiranyaksa sangat kelelahan dengan pertarungan ini, Hiranyaksa memandang tajam ke arah Varaha Awatara, tapi Hiranyaksa menyadari “babi ini memandangnya tidak seperti musuhnya” kemudian jauh dalam dirinya berkata “Ini adalah Narayana ... Dewaku ..Dewa saya yang telah datang seperti yang dijanjikan ... “

Dengan secepat kilat Chakra berputar ke arah Hiranyaksha menghancurkan semua senjata Hirayaksa, merasa terdesak Hiranyaksa melarikan diri yang kemudian dikejar oleh Viraha Awatara, ditenggelamkan ke dasar samudra dan ditusuk menggunakan taringnya, mengakhiri hidup dari Hiranyaksa.

yatrodyatah ksiti-taloddharanaya bibhrat 
kraudim Tanum Sakala-yajna-Mayim anantah 
antar-maharnava upagatam adi-daityam 
tam damstrayadrim iva vajra-dharo dadara 
(SB 2.7.1)

"Tuhan tanpa batas kuat diasumsikan bentuk babi hutan untuk menyelamatkan bumi dan menembus setan pertama Hiranyaksa dengan taring-Nya."


Di nafasnya yang terakhir, Hiranyaksa menyadari bahwa siapa yang berada di hadapnya Narayana..anda Narayana..Dewa saya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar