Rabu, 13 April 2016

Kisah Bhamasura Dikalahkan Dewi Mohini

Di dalam kitab Wisnupurana tertulis kisah yang sangat terkenal yaitu kisah tentang Bhasmasura yang dibunuh oleh Dewi Mohini yang merupakan perwujudan dari Dewa Wisnu. Di cerita sebelumnya juga di sebutkan tentang keberadaan Dewi Mohini dalam merebut Tirta amerta di dalam kisah Pemutaran Gunung Mandara Giri.

Di dalam film Shiv Purana Bhamasura merupakan anak dari Sakuni, digambarkan sebagai Asura (raksasa yang berbadan besar tapi tidak terlalu pintar. Bhasmasura awalnya bernama Vrigasur setelah diberi kekuatan oleh Dewa Siwa dberi nama Bhamasura. Bhasmasura dengan kekuatan barunya ingin membunuh Dewa Siwa, selanjutnya apa yang dilakukan oleh Dewa Siwa untuk menghindari Bhamasura?? Kelanjutan ceritanya dapat dibaca di bawah ini.
Vrigasur Di Usir Dari Kerajaan

Di awal cerita terdapat Asura yang bernama Vrigasur yang ingin naik tahta menggantikan ayahnya menjadi raja. Vrigasur yang memaksakan kehendaknya, mengamuk di dalam istana, mengalahkan semua prajurit, namun dikalahkan oleh ayahnya sendiri Sakuni. Vrigasur yang sakit hati diusir oleh ayahnya, mengancam akan kembali dengan kekuatan yang tinggi untuk menguasai tahta kerajaan.

Vrigasur melakukan Tapa dan Pemujaan Kepada Dewa Siwa.

Vrigasur yang berambisi ingin memiliki kekuatan dan keabadian untuk menguasai kerajaan ayahnya bertanya kepada Sri Narada yang bijaksana bagaimana cara memperoleh kekuatan dan kehidupan yang abadi. Sri Narada memberikan petunjuk kepada Vrigasura untuk Dewa Siwa dapat mengabulkan keingginan Vrigasura dengan cara tapa dan pemujaan kepada Dewa Siwa maka akan dianugrahi.

Atas petunjuk Sri Narada, Vrigasur melakukan tapa dan pemujaan kepada Dewa Siwa di atas gunung Kailash yang bersalju. Setelah sekian lamanya melakukan tapa, Wrigasur tidak kuat dengan hawa dingin pegunungan kemudian berniat membakar beberapa daun untuk menghangatkan tubuh, dengan cuaca yang dingin dan bersalju mustahil daun dan ranting terbakar, dan ternyata daunnya terbakar!!. Vrigasur yang menyakini bahwa dirinya sudah sakti dan sudah di anugrahi dari Dewa Siwa, kemudian mencoba memotong tanganya untuk mencoba kekebalan tubuhnya, ternyata tubuhnya terpotong!!, Vrigasur berteriak kesakitan. Vrigasur yang sudah kehilangan tangannya ingin membunuh dirinya sendiri, karena tanpa tangan Vrigasur tidak dapat melakukan apa-apa.

Dewa Siwa yang menyaksikan kejadian ini kemudian mendatangi Vrigasur dan memberitahukan bahwa tapa dan pemujaan Vrigasur sangat memuaskan sehingga Vrigasur diberikan permintaan untuk dikabulkan, sebelumnya Dewa Siwa mengembalikan tangan Vrigasur kembali seperti semula.

Anugrah Untuk Bhamasura
Vrigasur mengajukan permintaan kepada Dewa Siwa untuk kehidupan yang abadi, Dewa Siwa tidak dapat mengabulkan permintaan Vrigasura karena setiap yang hidup tidak akan lepas dari hukum alam. Vrigasura pun meminta permintaan yang lain.

Apa yang kamu inginkan Vrigasur??tanya Dewa Siwa lagi.
saya perlu untuk menjadi kuat ... lebih kuat dari ... Bhasmasura terdiam menatap Dewa Siwa...
Dewa jika saya menyentuh kepala siapa pun, mereka harus menjadi abu ... "kata Bhasmasura lebih cepat.

Dewa Siwa mengangkat tangan dan permintaan Vrigasur pun dikabulkan, karena kekuatanya yang baru maka Vrigasura diberi nama Bhama (abu) yang menjadi Bhamasura. Kemudian Dewa Siwa pergi menghilang.

Keangkuhan Bhamasura

Vrigasur yang berubah nama menjadi Bhasmasura dengan kekuatanya menjadi angkuh dan sombong, Bhasmasura bergegas menuju ke kerajaan ayahnya untuk mencoba merebut kembali kerajaan. Di dalam perjalanan Bhamasura membakar semua yang ditemuinya, binatang, tumbuh-tumbuhan dan manusia dibakar menjadi abu oleh Bhamasura.

Sampai di kerajaan, Bhasmasura bertemu dengan ayahnya, Bhasmasura yang dendam dan berambisi merebut kerajaan, membakar Raja Sakuni ayahnya sendiri sehingga Bhasmasura naik tahta dan menjadi Raja.

Bhasmasura yang kini menjadi raja tidak cepat puas denga hal itu, Bhasmasura berkeinginan untuk menguasai alam semesta dan alam para Dewa. kemudian Bhasmasura pergi Kailash mendatangi Dewa Siwa, untuk memenuhi keinginanya tersebut. Sampai di Kailash, Bhasmasura terpesona melihat kecantikan Dewi Parwati. Bhasmasura yang terbuai dengan kecantikan Dewi Parwati berniat menguasai Kailash untuk mendapatkan Dewi parwati.

Hal ini membuat Dewa Siwa marah, tetapi anugrah yang diberikan, membuat Dewa Siwa tidak dapat berkutik. Bhasmasura yang berniat membakar Dewa Siwa, berusaha meletakkan tanganya di atas kepala Dewa Siwa. Dewa siwa yang menyadari kesalahanya dalam memberi anugrah kepada Bhasmasura, hanya bisa berlari menghindarinya.

selanjutnya apa yang dilakukan Dewa Siwa untuk mengindari kematian dari Bhasmasura?? simak kelanjutanya

Kekacauan ini disaksikan oleh Dewa Wisnu dari Nirwana, dan untuk menyelamatkan Dewa Siwa, Dewa Wisnu merubah wujudnya kembali menjadi Mohini seorang gadis muda yang cantik dan turun ke dunia.

Di dalam pengejaranya mengejar Dewa Siwa, Bhasmasura berhenti, Bhasmasura terposana dengan Dewi Mohini sehingga lupa akan keingginanya membunuh dewa Siwa. Bhasmasura mencoba merayu Dewi Mohini dan meminta Dewi untuk menikah denganya.

"Saya seorang penari Bhasmasura. Ketika saya masih muda saya berjanji bahwa saya hanya akan menikah dengan pria yang bisa menari sebaik saya” kata Dewi Mohini. Bhasmasura yang tidak tahu tentang tarian apapun, berjanji untuk belajar menari untuk mendapatkan cintanya.

Mohini mulai mengajar Bhasmasura menari, Bhasmasura sangat bersemangat dan mengikuti semua gerakan dari Dewi Mohini. Dewi Mohini pun membuat gerakan yang berakhir dengan tangan berada di atas kepalanya. Tanpa berpikir Bhasmasura melakukan hal yang sama!

Lupa dengan anugrah Dewa Siwa, Bhasmasura pun terbakar menjadi tumpukan bhasma (abu). Mohini kemudian merubah wujud kembali menjadi Dewa Wisnu, Dewa Siwa bersama Dewi Parwati pun datang dan mengucapkan terima kasih kepada Dewa Wisnu. Dewa Siwa kembali ke Kailash bersama dengan Dewa Wisnu ke Nirwana.

Murkhastu parihartavyah
Pratyakso dvipadah pasuh
Bhinatti vakyasulyena
Adrsyam kantakam yatha

Artinya : Menjauhlah dari orang bodoh jahat dalam rupa binatang berkaki dua. Bagaikan duri tidak kelihatan ia menusuk dengan pisau tajam kata-katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar